Tampilkan postingan dengan label Mutiara Islam. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Mutiara Islam. Tampilkan semua postingan

Senin, Oktober 22, 2012

Perbedaan adalah Rahmat

Perbedaan???

Assalamu'alaikum. Wr. Wb
Allahumma Sholli'ala sayyidina Muhammad wa 'ala ali sayyidina Muhammad.

Alhamdulillah,
Allah SWT Maha Tunggal, tak ada sesuatu pun yang menandingi-Nya. Adapun makhluk selalu memiliki tandingan atau pasangan. Inilah yang membedakan antara Tuhan dengan makhluk-Nya. Hitam berpasangan denga putih, hiduo berjodoh dengan mati, baik berlawanan dengan buruk, demikian seterusnya. Manusia diciptakan dengan warna kulit dan bahasa yang beragam. Suku dan budaya juga tak kalah corak ragamnya. Adapun tentang banyaknya perbedaan ini, Rasulullah SAW pernah bersabda,             “perbedaan adalah rahmat”

Rahmat artinya kasih sayang. Maka seharusnya perbedaan-perbedaan yang ada di muka bumi ini justru memunculkan perasaan kasih dan sayang dalam dada manusia. Yakni tumbuhnya cinta yang mendalam kepada Allah SWT selaku pencipta aneka raga m makhluk ini. Dalam meniti hidup ini , kita dianjurkan untuk mengetahui dan menghargai perbedaan. Namun prinsip dasar tetaplah harus dipegang, yakni keimanan dan keislaman. Jangan sampai menafsirkan secara keliru atas semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Saat ini kita sering menyaksikan sebagian umat islam yang mengorbankan akidah demi kesatuan bangsa. Ada sebagian saudara kita . Jangan sampai menafsirkan secara keliru atas semboyan “Bhineka Tunggal Ika”. Saat ini kita sering menyaksikan sebagian umat islam yang mengorbankan akidah demi kesatuan bangsa. Ada sebagian saudara kita yang tiada sungkan mencampurkan ibdah dengan agama lain. Padahal jelas sekali Firman Allah SWT :



Untukmu Agamamu, dan untukkulah agamaku. (Q.S Al-Kaafiruun {109} :6)

Kalau kita mau menengok sejarah, semboyan Bhineka Tunggal Ika itu sendiri dimaksudkan oleh sang pencetus (Mpu Tantular) untuk menggambarkan aneka ragam ciptaan, namun hakikinya semua itu satu jua, yakni perwujudan Wajah Tuhan. Bukan untuk melegalkan percampuran ibadah antar agama.

Saya sepakat dengan Cak Nun (Emha Ainun Najib) yang mengutamakan agama itu sebgai istri. Istri itu cukup satu saja, yang harus kita sayangi. Kita harus menghormati istri orang lain, tetapi tidak boleh menggoda atau menggaulinya. Dalam beraga, agama kita tetaplah satu. Kita menghormati agama orang lain, kita tidak perlu mengganggu mereka namun juga tidak perlu bersatu dengan mereka  dalam hal ibadah.

Perbedaan adlah kekayaan. Sebagai manusia, kita harus mampu bersikap bijaksana di tengah masyarakat yang penuh kebhinekaan (Pluralisme). Sebagai anak bangsa kita harus menghargai orang-orang dari suku lain yang berbeda bahasa daerah dan tradisi budaya. Dan sebagai umat Islam, kita pantas bangga dengan agama kita namun tetap menghargai dan menghormati pemeluk agama lain, tanpa ada permusuhan.





13.  Hai manusia, Sesungguhnya kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha mengetahui lagi Maha Mengenal.

(Q.S Al-Hujaraat {49}:13)